Pacitan Ppos .024.01.021.
Baru baru ini , keluar peraturan baru lagi dari Pemerintah terkait penundaan Hajatan, menunda yasinan dan sebagainya.
Pemerintah menganggap ..! Yasinan , Pengajian dan Hajatan menimbulkan kerumunan massa.
Pemerintah kawatir jika Pengajian / Hajatan digelar , maka tidak tertutup kemungkinan , akan ada penularan virus yang dibawa dari berbagai jamaah atau undangan yang hadir saat itu.
Akibat dari pembatalan sepihak dari pemerintah, banyak orang menanggung malu dan rugi puluhan/ ratusan juta rupiah akibat pembatalan hajatan yang tiba tiba itu.
Mungkin mereka kadung edarkan undangan, kadung DP hiburan, Catering , tenda dan sebagainya .
Merengek ke Pemerintah pun, mereka tidak akan dikabulkan.
Sekali lagi , alasanya takut terjadi kerumunan.
Jika saja alasan pemerintah, melarang atau menunda Pengajian/Hajatan takut ada kerumunan , Maka alasan tersebut tidak tepat dan kurang bijaksana.
Pasalnya ! Pasar pasar tidak di stop, Mal Mal tetep diperbolehkan buka , kantor kantor juga tetep masuk seperti biasa.
Pertanyaanya ! Apakah Pasar , Terminal , Mal tidak juga menimbulkan kerumunan..?
Apah penumpukan Pegawai dikantor kantor , di Pabrik pabrik juga tidak menimbulkan kerumunan, jika yang ditakutkan itu.
Maka , Jika ukurannya penumpukan massa , mungkin tidak ada yang lebih berbahaya Kecuali Pasar, Mall dan Terminal , dibanding Orang Hajatan , pengajian atau Yasinan.
Maka penundaan Hajatan , pengajian dan Yasinan , kalau orang boleh ngomong, Pemerintah tidak bijaksana dalam menyikapi orang orang yang sudah terlanjur mengagendakan Pengajian dan Hajatan.
Pemerintah kurang peka terhadap warganya yang sudah terlanjur membayar daging, sudah terlanjur DP Hiburan, sudah kadung menyebar undangan dan lain lain.
Sepasang sejoli ini tetap melaksanakan pernikahan yang sudah dirancang lama, sekalipun hanya ijab dan temu manten.
Maka jangan disalahkan jika warga saat ini banyak yang nekat menggelar Hajatan atau pengajian.
Saya tetep menggelar acara sunatan anak saya, karena saya sudah beli daging 2 kwintal , beras 7 kwintal , undangan sudah saya sebar .
Tapi sekalipun demikian, saya tetep akan mematuhi protokol kesehatan dan mengatur orang orang yang akan masuk, setidaknya 50 orang maksimal masuk secara bergantian, terang suripto .
Suripto beralasan , keluarga saya tidak kuat menanggung malu ,terutama istri saya , tiap hari nangis hanya memikirkan hal ini , oleh karena itu saya mohon toleransi dan welas asih dari penguasa agar diperkenankan menggelar acara hajatan anak saya.
Wisto arep digelar tiga hari saya manut, biar tidak terjadi kerumunan, tidak pakai orkes juga ndak apa apa , yang penting daging yang sudah terlanjur saya beli tidak busuk , urai sucipto memelas.
Sugeng Widodo selaku anggota Satgas Covid 19 Pacitan , tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini.
Pria yang juga Plt Satpol PP ini, mengaku bingung , mau bertindak keras gimana ,mau merekomendasi juga gimana, serba salah tukasnya...... yah mudah mudahan corona gek pergi ..biar kembali normal seperti biasa.( Gustik)